Hammad Hendra
Selasa, April 22, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
Beijing, Pewarta.co.id – Sebagai bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan China, dua negara besar Asia ini menggelar pertemuan tingkat tinggi dalam format 2+2 yang melibatkan menteri luar negeri dan menteri pertahanan dari kedua belah pihak.
Pertemuan yang berlangsung di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, Senin (21/4/2025), menandai langkah baru dalam kemitraan strategis antara Jakarta dan Beijing.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berdiskusi langsung dengan mitra mereka dari China, yakni Menlu Wang Yi dan Menhan Dong Jun.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping pada 9 November 2024 lalu, yang menyepakati lima pilar kerja sama utama: politik, ekonomi, pertukaran masyarakat, kemaritiman, dan keamanan.
"Pertemuan ini menjadi semakin penting karena pada tahun ini kita memperingati 75 tahun hubungan Indonesia-China," ujar Menlu Sugiono saat memberikan pernyataan di hadapan delegasi.
Lebih lanjut, Sugiono menekankan pentingnya menjaga stabilitas demi kesejahteraan bersama.
"Presiden Prabowo telah berulang kali menekankan bahwa kesejahteraan hanya dapat dicapai melalui perdamaian. Oleh karena itu, pertemuan ini harus tetap menjadi fokus perhatian kita," tambahnya.
Sementara itu, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan bahwa kerja sama di bidang pertahanan perlu dibangun atas dasar keterbukaan dan keuntungan bersama.
"Kerja sama ini dilakukan dengan semangat saling menguntungkan dan inklusif, terutama di bidang pertahanan dan keamanan," kata Menhan Sjafrie.
Dari pihak China, Menlu Wang Yi menyambut baik pertemuan perdana dalam format 2+2 ini dan menyatakan bahwa hubungan kedua negara terus menunjukkan kedekatan yang semakin kuat.
"Pertemuan pertama 2+2 pertama memang dilakukan di China. Kita melihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir hubungan kedua negara tampak terjalin erat," ujar Wang Yi.
Turut hadir dalam pertemuan ini sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara.
Dari Indonesia hadir antara lain Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu Abdul Kadir Jailani, Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Rolliansyah Soemirat, serta Direktur Asia Timur Arifianto Sofiyanto.
Delegasi pertahanan RI juga diwakili oleh Atase Pertahanan Kolonel Laut (P) Sumartono, Karo TU dan Protokol Kemhan Rio Hendrawan Alin Putra, Direktur Kerja Sama Internasional Airlangga, Kepala Badan Sarana Pertahanan Marsekal Madya Yusuf Jauhari, serta Staf Khusus Menhan Sudrajat.
Sementara dari pihak tuan rumah, hadir Wakil Menlu China Sun Weidong, Deputi Dirjen Asia Afrika Liang Jianjun, Dirjen Asia Liu Jinsong, Kepala Kantor Kerja Sama Militer Internasional Li Bin, serta pejabat senior lainnya dari Kementerian Pertahanan China.
Dalam aspek ekonomi, hubungan dagang Indonesia-China pada tahun 2024 menunjukkan angka yang signifikan.
Berdasarkan data Bea Cukai China, nilai perdagangan bilateral mencapai 147,78 miliar dolar AS.
Ekspor Indonesia mencapai 71,09 miliar dolar AS, sedangkan impor dari China sebesar 76,69 miliar dolar AS. Posisi China sebagai mitra dagang utama Indonesia masih lebih besar dibandingkan Amerika Serikat maupun Jepang.
Di sisi investasi, China tercatat sebagai investor asing langsung (FDI) terbesar ketiga di Indonesia pada 2024 dengan nilai 8,1 miliar dolar AS naik 9,4 persen dari tahun sebelumnya.
Investasi China berada tepat di bawah Hong Kong dan Singapura, yang masing-masing berinvestasi sebesar 8,2 miliar dolar AS dan 20,1 miliar dolar AS.
Kerja sama pertahanan kedua negara tidak hanya sebatas kebijakan strategis, tetapi juga diwujudkan dalam program pendidikan dan pelatihan militer yang telah berlangsung sejak dekade 1970-an.
Sejumlah personel TNI saat ini sedang mengikuti pendidikan di China, termasuk di institusi seperti Sekolah Staf dan Komando.
Sebaliknya, militer China juga mengirimkan personelnya untuk belajar di lembaga pendidikan militer Indonesia.
Pertemuan ini menjadi langkah konkret memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan China, tidak hanya di bidang diplomasi dan keamanan, tetapi juga dalam membangun masa depan yang stabil dan sejahtera bagi kawasan Asia-Pasifik.