Nimas Taurina
Selasa, Mei 06, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi - Benarkah pria harus ejakulasi 21 kali sebulan? (Dok. Alodokter). |
PEWARTA.CO.ID - Ejakulasi adalah bagian alami dari sistem reproduksi pria yang terjadi saat mencapai orgasme, baik melalui hubungan intim maupun masturbasi. Proses ini ditandai dengan keluarnya air mani, cairan yang mengandung jutaan sel sperma. Tapi, seberapa sering sebaiknya pria mengalami ejakulasi? Dan adakah manfaat kesehatannya?
Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan dapat menurunkan risiko kanker prostat. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada aturan baku atau "angka ajaib" yang berlaku untuk semua pria. Setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi tubuh yang berbeda, mulai dari usia hingga kesehatan secara keseluruhan.
Artinya, frekuensi ejakulasi bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Bila kamu merasa lebih nyaman atau lebih rileks setelah ejakulasi, maka tidak masalah melakukannya secara rutin. Namun jika tubuh merasa lelah atau tidak nyaman, ada baiknya memberi jeda lebih lama.
Manfaat medis ejakulasi rutin bagi pria
Walaupun kajian tentang korelasi antara ejakulasi dan kanker prostat masih terus berlangsung, beberapa manfaat dari ejakulasi secara teratur sudah terbukti dari sisi kesehatan, antara lain:
-
Tidur lebih nyenyak: Hormon-hormon seperti oksitosin dan prolaktin yang dilepaskan saat orgasme membantu tubuh lebih rileks dan tertidur pulas.
-
Meningkatkan kualitas sperma: Ejakulasi rutin membantu memperbarui sperma dan menjaga kualitas reproduksi.
-
Meningkatkan imunitas: Aktivitas seksual yang sehat bisa mendorong sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik.
-
Meredakan migrain: Beberapa pria melaporkan gejala sakit kepala berkurang setelah ejakulasi.
-
Mengurangi stres: Orgasme memicu pelepasan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati dan mengurangi kecemasan.
Menariknya, ada juga penelitian awal yang menyebutkan bahwa pria yang rutin ejakulasi mungkin memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah, meski klaim ini masih butuh konfirmasi ilmiah yang lebih kuat.
Mitos bahwa terlalu sering ejakulasi bisa "menghabiskan" cadangan sperma sebenarnya tidak benar. Tubuh pria memproduksi sekitar 1.500 sel sperma setiap detik, atau sekitar 130 juta sperma per hari. Memang, dibutuhkan waktu sekitar 64 hari untuk menyelesaikan satu siklus produksi sperma (dikenal dengan spermatogenesis), tetapi sistem reproduksi pria terus aktif dan melakukan regenerasi.
Sebaliknya, tidak melakukan ejakulasi pun bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Sperma yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh secara alami, atau dikeluarkan lewat mimpi basah. Jadi, baik sering maupun jarang ejakulasi, tubuh tetap memiliki mekanisme keseimbangan sendiri.