Hammad Hendra
Selasa, April 22, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Krisis gaza makin parah: ratusan anak tewas dan ribuan luka akibat serangan terbaru Israel. (Dok. ANTARA/Anadolu/py) |
Istanbul, Pewarta.co.id – Konflik bersenjata di Jalur Gaza kembali memakan korban jiwa dalam jumlah besar.
Data terbaru dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa hampir 600 anak-anak Palestina kehilangan nyawa, sementara lebih dari 1.600 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan baru yang dilancarkan Israel sejak pertengahan Maret lalu.
Informasi tersebut disampaikan pada Senin (21/4/2025), mengutip laporan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) terkait meningkatnya jumlah korban anak-anak sejak Israel kembali meluncurkan serangan pada 18 Maret 2025.
“Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza saat ini berpeluang ada pada titik terburuk sejak Oktober 2023,” demikian pernyataan UNRWA.
Serangan militer terbaru ini terjadi meskipun sebelumnya telah dicapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan pada Januari.
Namun, agresi militer kembali digencarkan oleh Israel, mengakibatkan 1.864 korban jiwa dan hampir 4.900 orang terluka hanya dalam waktu sebulan lebih.
Sejak serangan berskala besar yang dimulai Oktober tahun lalu, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 51.200 orang.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak, menandakan dampak kemanusiaan yang sangat serius dan luas.
Situasi ini juga semakin mendapat sorotan di level internasional.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Keduanya diduga terlibat dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah Gaza.
Tak hanya itu, Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ), menyusul eskalasi serangan yang terus berlangsung di wilayah yang padat penduduk tersebut.