Hammad Hendra
Senin, Mei 05, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilsutrasi. Dolar AS melemah tipis, data tenaga kerja bantu tahan penurunan. (Dok. Freepik) |
PEWARTA.CO.ID - Mata uang dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan pada perdagangan Jumat (2/5/2025), namun berhasil memangkas sebagian kerugiannya setelah rilis data ketenagakerjaan menunjukkan penambahan lapangan kerja yang melebihi perkiraan pasar.
Meski sempat tertekan, dolar masih mencatatkan penguatan secara mingguan.
Berdasarkan laporan dari Reuters yang dikutip pada Senin (5/5/2025), pergerakan dolar sebelumnya sempat menguat berkat optimisme pasar terhadap potensi tercapainya kesepakatan tarif antara Amerika Serikat dengan sejumlah mitra dagangnya, termasuk China.
Greenback sempat mencatat tren naik sepanjang pekan, namun data ketenagakerjaan mengubah arah pergerakannya menjelang akhir minggu.
Ketenagakerjaan dorong ekspektasi kebijakan The Fed
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS mencatat bahwa nonfarm payrolls meningkat sebesar 177.000 pada April.
Walaupun angka untuk Maret direvisi turun menjadi 185.000, capaian April tetap jauh di atas ekspektasi sebelumnya yang hanya sekitar 130.000 pekerjaan baru.
Namun, laporan ini belum sepenuhnya mencerminkan dampak dari kebijakan tarif yang mulai diberlakukan pada awal April.
Kinerja pasar tenaga kerja yang solid ini memberikan sinyal bahwa Federal Reserve kemungkinan tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga.
Indeks dolar AS, yang mencerminkan kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, ditutup turun 0,33% menjadi 96,40 pada Jumat.
Meski demikian, indeks tersebut masih membukukan kenaikan tipis 0,06% dalam sepekan.
Kepala Riset dan Strategi Investasi Glenmede, Jason Pride, menilai data ketenagakerjaan memberi ruang bagi The Fed untuk tetap berhati-hati.
Ia menjelaskan, “The Fed sedang mencoba menakar apakah risiko utama berasal dari perlambatan ekonomi atau tekanan inflasi. Kesehatan pasar kerja memberi sinyal bahwa ekonomi belum tergelincir, memberi waktu tambahan bagi The Fed untuk menilai efek tarif,” ujarnya.
Fokus investor tetap pada negosiasi dagang
Selain data ketenagakerjaan, sorotan investor juga tertuju pada isu perdagangan internasional.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyampaikan bahwa negosiasi dengan China kemungkinan besar akan segera dimulai, seiring dengan sinyal keterbukaan dari media resmi pemerintah Tiongkok.
Pemerintah China melalui Kementerian Perdagangan juga mengonfirmasi bahwa mereka tengah meninjau tawaran Washington untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan.
Salah satu pertimbangan Beijing adalah respons terhadap kekhawatiran AS terkait peredaran fentanyl, yang dinilai dapat membuka jalan menuju perundingan lebih lanjut.
Laporan riset terbaru dari Citi menyebutkan bahwa, “Optimisme pasar terus meningkat, sementara data ekonomi nyata belum menunjukkan pelemahan yang tercermin dalam survei. Data aktivitas kemungkinan akan tetap kuat dalam waktu dekat karena efek penumpukan stok, sebelum konsumsi melambat dan PHK meningkat pada musim panas.”
Perkembangan global dan dampaknya terhadap dolar
Di sisi lain, Jepang memperdalam kerja sama ekonomi dan keamanan dengan AS.
Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, bahkan menyebut bahwa cadangan obligasi AS senilai lebih dari US$1 triliun dapat digunakan sebagai alat negosiasi dalam pembicaraan tersebut.
Setelah data ketenagakerjaan dirilis, nilai dolar berhasil memangkas pelemahan terhadap yen, meskipun tetap berakhir melemah 0,3% di posisi 145,05 yen.
Euro juga turun dari level tertinggi hariannya namun masih mencatat kenaikan 0,3% ke US$1,1326.
Poundsterling bergerak stagnan di US$1,3280, sedangkan dolar Australia yang sangat peka terhadap sentimen China menguat signifikan 1% menjadi US$0,6449.
Sementara itu, di pasar suku bunga berjangka, probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Juni turun drastis menjadi 35,6%, dari posisi sebelumnya sebesar 58%.
Secara keseluruhan, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter untuk tahun ini telah menyusut, dari yang semula diperkirakan mencapai 100 basis poin menjadi sekitar 80 basis poin setara dengan tiga kali pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin.