Viral! Warga Pesanggrahan Kota Batu Ciptakan Pengganti BBM dari LPG 3Kg, Klaim Bikin Mobil dan Motor Lebih Irit

6 hours ago 6

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Kamis, Desember 18, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Viral! Warga Pesanggrahan Kota Batu Ciptakan Pengganti BBM dari LPG 3Kg, Klaim Bikin Mobil dan Motor Lebih Irit
Donny Akhirudin menunjukkan hasil temuannya. BBG diklaim bisa menjadi pengganti BBM. (Foto: Dok. Pewarta.co.id/Yan)

PEWARTA.CO.ID — Seorang warga Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur, berhasil menciptakan teknologi Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan mobil dan motor.

Temuan ini tidak hanya menarik perhatian warga sekitar, tetapi juga mendatangkan pesanan dari luar daerah hingga berbagai kota di Indonesia.

Adalah Donny Akhirudin, warga Jalan Kamboja Atas, Gang Sawah, RT 6 RW 4, Desa Pesanggrahan, yang menjadi sosok di balik inovasi tersebut.

Ayah satu anak ini sukses merancang sistem BBG rakitan yang diklaim mampu menghidupkan mesin kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan biaya operasional yang jauh lebih hemat.

Berawal dari ketertarikan pribadi dan kegemaran mengutak-atik mesin, Donny membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berinovasi. Kini, karyanya mulai dikenal luas dan menjadi alternatif solusi bahan bakar bagi masyarakat.

Donny mengungkapkan, ide awal pembuatan BBG tersebut berangkat dari pengamatannya terhadap konten seorang instalator di media sosial. Dari sana, ia mencoba mempelajari prinsip kerjanya dan mengembangkannya secara mandiri dengan peralatan seadanya.

"Saya sengaja mengembangkan dengan merangkai menggunakan alat seadanya yang saya buat sendiri, dan ternyata hasilnya bisa hidup mesin mobil dan motor dengan mengganti BBG yang sebelumnya BBM," kata Donny, saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (18/12/2025).

Proses panjang itu dijalani dengan eksperimen berulang hingga akhirnya menemukan formula yang sesuai untuk diaplikasikan pada mesin kendaraan.

Dikembangkan sejak 2004

Alumni SMK Brawijaya Batu angkatan 2014 ini menyebut, pengembangan teknologi BBG yang ia tekuni bukanlah proses instan. Ia mengaku telah memulai riset dan percobaan sejak tahun 2004 hingga akhirnya mencapai hasil yang stabil seperti sekarang.

"Alhamdulilah, hasilnya ke mesin bagus, karena ketika dibongkar piston di dalam blok mesin bersih tidak berkerak hitam, dan itu sudah berjalan satu tahun ketika dibongkar lagi tetap bersih di ruang bakar tidak ada keraknya," ungkapnya.

Kondisi mesin yang lebih bersih menjadi salah satu keunggulan BBG hasil racikannya dibandingkan BBM konvensional.

Dampak terhadap performa mesin

Soal performa, Donny menyebut penggunaan BBG tidak memberikan dampak berarti pada tenaga mesin untuk penggunaan harian. Baik pada motor maupun mobil, performanya dinilai masih dalam batas aman dan layak pakai.

"Tapi kalau jalanan menanjak seperti pegunungan performa kurang, walaupun pada mobil Rear Wheel Drive (RWD) maupun Front Wheel Drive (FWD), karena selama ini rata-rata yang banyak hanya RWD, ke depan tentunya saya kembangkan lagi sembari menunggu dananya," sebutnya.

Ia menyadari masih ada ruang pengembangan, khususnya untuk medan berat dan tanjakan ekstrem.

Direkomendasikan untuk UMKM

Keunggulan utama BBG buatan Donny terletak pada efisiensi biaya. Ia menilai bahan bakar gas sangat cocok digunakan untuk kendaraan yang beroperasi setiap hari, seperti mobil niaga dan motor pelaku UMKM.

"Selama ini yang kita rasakan memang tergolong sangat irit sekali, itu bisa dirasakan oleh teman-teman pemilik mobil niaga dan juga motor pelaku UMKM karena setiap hari dipakai keliling untuk berjualan," urainya.

Penghematan biaya operasional ini menjadi alasan utama banyak pelanggan tertarik beralih ke BBG.

Mayoritas kendaraan karburator

Donny menyebut, sebagian besar konsumennya masih menggunakan kendaraan lama dengan sistem karburator atau yang kerap disebut motuba.

Meski begitu, tidak sedikit pula pemilik mobil keluaran baru yang tertarik mencoba konversi ke BBG meski sudah menggunakan sistem injeksi.

"Ya, karena teknologinya masih menggunakan karburator, namun juga ada yang datang untuk mengubah ke mobil barunya padahal sudah memakai teknologi injeksi," ujarnya.

Hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap energi alternatif semakin terbuka lintas generasi kendaraan.

Satu tabung LPG 3 Kg bisa tempuh puluhan Km

Dalam pengujian penggunaan sehari-hari, BBG rakitan Donny terbukti mampu menempuh jarak yang cukup jauh hanya dengan satu tabung gas LPG ukuran 3 kilogram (Kg).

"Tentunya jadi sangat irit sekali, karena bisa dipakai untuk perjalanan hingga 80 kilometer jauhnya dengan menggunakan tabung gas LPG yang tiga kilogram," ungkapnya.

Capaian tersebut dinilai sangat ekonomis, terutama di tengah fluktuasi harga BBM.

Di balik kesibukan melayani pesanan, Donny berharap inovasi yang ia kembangkan dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas. Ia juga ingin karyanya menjadi inspirasi bagi warga lain untuk berani berinovasi sesuai bidang yang ditekuni.

"Semoga inovasi yang saya kembangkan ini sekiranya dapat bermanfaat dan membantu, sekaligus bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Kota Batu dan lainnya," pungkas pria yang gemar mengotak atik mesin ini.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |